Sabtu, 02 Mei 2015

keadaan pendidikan dimasa Bani Umayyah



Keadaan Pendidikan pada masa Bani Umayyah
Adanya wilayah yang luas dan penduduk yang makin besar selain membutuhkan sandang, pangan, dan papan, juga membutuhkan keamanan, kesehantan dan pendidikan. Berbagai sumber menyebutkan keadaan pendidikan pada zaman Bani Umayyah sebagai berikut :
  1. Visi, Misi , Tujuan, dan Sasaran
Visi pendidikan di zaman Bani Umayyah secara eksplitis tidak dijumpai. Namun dari berbagai petunjuk bisa diketahui bahwa visinya unggul dalam ilmu agama dan umum sejarah dengan kebutuhan zaman dan masing-masing wilayah Islam.
Adapun misi pendidikan pada zaman Bani Umayyah yaitu:
a.       Menyelengarakan pendidikan agama dan umum  secara seimbang
b.      Melakukan penataan kelembagaan dan aspek-aspek pendidikan Islam
c.       Memberikan pelayanan pendidikan pada seluruh wilayah Islam secara adil dan merata
d.      Menjadikan pendidikan sebagai penompang utama kemajuan wilayah Islam
e.       Memberdayakan masarakat agar dapat memecahkan masalahnya sesuai dengan kemampuannya sendiri.
Tujuan pendidikan adalah menghasilkan sumber daya manusia yang unggul secara seimbang dalam ilmu agama dan umum  serta mampu menerapkannya bagi kemajuan wilayah Islam. Sedangkan yang menjadi sasarannya adalah seluruh umat atau warga yang terdapat di seluruh wilayah kekeuasaan Islam, sebagai dasar bagi dirinya dalam membangun masa depan lebih baik.
Pada masa Dinasti Bani Umayyah telah dilakukan beberapa hal sebagai berikut :
a.       Melakukan pemisahan antara kekuasaan agama dan kekuasaan politik, sehingga terjadi semacam dikotom. Hal ini sejalan dengan watak dan sifat pemerintah yang cenderung bersifat  monarki yang terkadang lepas dari kontrol agama.
b.      Melakukan pembagian kekuasaan ke dalam bentuk provinsi, seperti Irak, Palestina, Syria, Kufah, Oman, Hijas, Karman dll.
c.       Membentuk organisasi dan lembaga-lembaga pemerintahan dalam bentuk departemen , seperti  dewan al-kharaj yang mengurusi pajak, dewan rasail yang menangani pos, dewan musghilat yang menangani berbagai kepentingan umum, dan dewan al-khatim yang menangani dokumen Negara.
d.      Membentuk organisasi keuangan yang berpusat  pada Baitul Mal yang diperoleh dari pajak tanah, perorangan, dan non-muslim , serta mencetak mata uang.
e.       Membentuk organisasi ketentaraan yang umumnya orang-orang keturunan Arab
f.       Membentuk lembaga sosial dan budaya
g.      Membentuk lembanga kehakiman
h.      Membentuk lembaga seni rupa, seperti seni ukir , seni pahat, dan kaligrafi
i.        Membentuk bidang seni sastra dengan menggunakan bahasa Arab
j.        Membentuk lembaga arsitektur , sebgaiman terlihat pada arsitektur kubah al-Sakhra di Baitul Maqdis.
Dalam sejarah menyebutkn bahwa pada masa bani umayyah sangat mendorong terhadap kemjuan dunia pendidikan . hal ini  dilakukan agar para ilmuan, para ulam , para seniman dapat mengembangkan keahlianya .
  1. Kurikulum masa Bnai Umayyah
Kurikulum pendidikan bani umayyah meliputi :
a.       Ilmu agama : Al-Quran , Hadis dan Fikih. Sejarah mencatat bahwa pada masa Umar ibn Abd. al-Aziz , sudah melakukan proses pembukuan hadis .
b.      Ilmu sejaran dan Geografi , ilmu yang membaha tentang perjalanan hidup, kisah , dan riwayat .
c.       Ilmu pengetahuna bidang bahasa, Ilmu yang mempelajari tentang nahu, saraf, dll
d.      Filsafat, Ilmu yang pada umunya berasal dari bangsa asing, seperti ilmu mantik, kimia, astronomi, ilmu hitung, serta ilmu kedokteran.
Kurikulum pelajaran  ini diatur secara lebih khusus pada setiap lembaga pendidikan.
  1. Kelembagaan
Lembaga-lembaga yang berada di zaman bani umayyah selain masjid, kuttab dan rumah, juga di tambah dengan lembaga pendidikan sebagai berikut :
a.      Pendidikan di Istana
Pendidikan istana ialah pendidikan dengan pengajaran tingkat tinggi sebagaimana halaqah, masjid dan madrasah. Pendidikan di istana bukan hanya mengajarkan ilmu pengetahuan saja, tapi juaga mengajarkan tentang kecerdasan, jiwa, hati, dan raga anak sebagai mana ungkapan Abdul Malik ibn Marwan. Guru di istana dinamakan dengan Muaddib. Adapun rencana pelajaran di istana sebagai berikut :
a)      Al-Quran ( kitabulah )
b)      Hadis-hadis yang termulia
c)      Syair-syair yang terhormat
d)     Riwayat hukum
a)      Menulis, membaca, dll.
b.      Badiah
Lembaga pendidikan badiah ini muncul seiring dengan kebijakan pemerintah bani umayyah untuk melakukan program Arabiasi yang digagas oleh Khalifah Abdul Malik ibn Marwan. Badiah artinya dusun Badui di Padang Sahara yang di dalam terdapat bahasa Arab yang masih fasih dan murni sesuai dengan kaidah  bahasa Arab. Akibat dari Arabiasi , maka muncullah ilmu qawaid dan ilmu lainya yang membahas bahasa Arab. Dengan adanya badiah , maka bahasa arab dapat sampai ke Irak, Syria, Mesir, Maroko, Mesir, Libia, Tunisia, Yaman, dll. Dengan ini banyak para penguasa mengirim anaknya untuk belajar bahasa Arab ke Badiah, bahkan ada ulama yang bernama al-Khalil ibn Ahmad (160 H atau 776 M) juga belajar di badiah.
c.       Perpustakaan
Al-Hakam ibn Nasir (350 H / 961 M ) mendirikan perpustakaan yang besar di Qurtubah (cordova). Perpustakann tumbuh dan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan serta kegiatan penelitian dan penulisan karya ilmiah. Perpustakan tidak hanya sebagai tempat untuk menyimpan buku tapi juga sebagai kegiatan belajar mengajar, membaca, memahami dan menganalisis buku-buku yang ada di perpustakaan, dan terkadang pula digunakan sebagai penyalinan dan penerjemahan buku.
d.       Al-Bimaristan
Al-Bimaristan adalah rumah sakit tempat berobat dan merawat orang sakit serta sebagai tempat studi kedokteran. Di masa sekarang al-Bimaristan dikenal dengan istilah  teaching hospital (rumah sakit pendidikan).  Cucu Muawiyah Khalid ibn Yazid sengat tertarik pada  ilmu  kimia  dan kedokteran. Ia  menyediakan sejumlah harta dan memerintahkan para sarjana Yunani yang di Mesir untuk menerjemahkan  buku kimia dan kedokteran ke dalam bahas Arab. Hal ini menjadi terjemahan pertama dalam sejarah  Islam sehingga Al- Walid ibn Abdul Malik memberikan perhatian terhadap Bimaristan.
  1. Pendidik
Pendidik adalah seseorang yang tugasnya selain mentranfer ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kepada perserta didik, juga menumbuhkan, membina, dan mengembangkan bakat , mimat, dan segenap potensi yang dimiliki perseta didik. Pendidikan pada zaman Bani Umayyah disesuaikan dengan tugas dan fungsinya pada lembaga sebagai mana di sebutkan diatas. Pendidika di istana (atau dikenal dengan nama Al-Muaddib) adalah orang-orang yang memiliki berbagai keahlian, yakni pendidikan ilmu agama (Al-Quran, Hadis, dan Fikih) yang terdiri atas para ulama , pendidik ilmu bahasa dan sastra yang terdiri dari para ahli bahasa. Pendidik di badiah adalah para ahli bahasa dan sastra. Pendidik di perpustakan adalah para penulis buku dan penerjemah, dan pendidik di al-Bimaristan adalah para dokter dan tenaga medis .
  1. Sarana dan Prasarana
Sarana dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang secara langsung mau pun tidak langsung digunakan untuk mendukung terlaksananya berbagai kegiatan. Di dalam proses kegiatan pendidikan , sarana yang diperlukan antara lain :  perpustakaan, tempat praktikum,meja, kursi, papan tulis, dll. Sedangkan prasarana antara lain seperti lapangan olahraga, masjid, tempat istirahat,dll.
 Pada zama bani umayyah sarana dan prasarana terdapat pada berbagai lembaga pendidikan yang ada, seperti pada pendidikan di istana, badiah, perpustakaan, dan al-bimaristan. Sarana prasarana ini diduga mulai diadakan secara intensif pada Khalifah al-Walid ibn Abd, al-Walid ibn Abd al-Malik. Masa pemerintahan Walid adalah masa ketentraman, kemakmuran dan ketertiban.
  1. Pembiayaan
Pembiayaan pendidikan diartikan sebagai usaha menyediakan sumber dana, sistem pengelolaan dan penggunaanya untuk berbagai kegiatan, termasuk pendidikan. Pembiayaan diperlukan untuk membeli segala sesuatu hal yang sangat dibutuhkan untuk pendidikan. Pendidikan pada masa Bani Umayyah, belum dijumpai informasi sejarah yang pasti tentang biaya yang digunakan untuk menyelengarakan pendidikan, namun dapat dipastikan , bahwa  kegiatan pendidikan yang berlangsung   di istana, badiah, perpustakaan, al-bimaristan , di kuttab, dan masjid, jelas membutuhkan pembiayaan dan para Khalifah Bani Umayyah sudah pasti mengeluarkan pembiayaan untuk pendidikan.
  1. Pengelolaan
Pengelolaan pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan merencanakan (planning), mengorganisasikan (organizing), melaksanakan (actuating), mengawasi (controlling), membina (supervising), dan menilai (evaluating) hal-hal yang berkaitan dengan seluruh aspek pendidikan. Kegiatan pendidikan yang ada di zaman Bani Umayyah sebagaimana tersebut , sudah pasti memerlukan pengelolaan. Berdaarkan sejarah, bahwa pengelolaan kegiatan pendidikan dilakukan secara desentralisasi, yakni pemerintah menyerahkan pengelolaan pendidikan kepada kebijakan masing-masing gubenur di Provinsi.
  1. Lulusan
Para lulusan pendidikan dapat diartikan mereka yang telah tamat mengikuti pendidikan pada jenjang tertentu yang selanjutnya mendapat gelar yang menunjukan keahliannya, dan memiliki otoritas / kepercayaan untuk mengajarkan ilmu. Para lulusan pada zaman bani umayyah ini terdiri dari para tabi’in ,yang  hidup dan berguru kepada sahabat Nabi , atau generasi kedua setelah sahabat. Di antara para tabi’in tersebut walau tidak berjumpa pada Nabi SAW, namun visi , misi dan tujuan tidak jauh berbeda.Belum ada informasi berapa banyak lulusan pendidikan di zaman bani umayyah dan hanya beberapa saja yang yang sering didengar dikalangan para sarjana dan para pakar studi Isam : Thawus bin Kaisan (ahli ilmu ibadah atau zahid ), al-Imam Abu Hanifah (ahli fikih ),Yahya bin Ma’in (ahli Hadis), Ahmad bin Hambal  (ahli Hadis dan Fikih), dll.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                         

0 komentar :

Posting Komentar