Keadaan Pendidikan pada masa Bani Umayyah
Adanya wilayah yang luas dan penduduk yang makin besar selain
membutuhkan sandang, pangan, dan papan, juga membutuhkan keamanan, kesehantan
dan pendidikan. Berbagai sumber menyebutkan keadaan pendidikan pada zaman Bani
Umayyah sebagai berikut :
- Visi, Misi , Tujuan, dan Sasaran
Visi pendidikan di zaman Bani Umayyah secara eksplitis tidak dijumpai. Namun dari berbagai petunjuk bisa
diketahui bahwa visinya unggul dalam ilmu agama dan umum sejarah dengan
kebutuhan zaman dan masing-masing wilayah Islam.
Adapun misi pendidikan pada zaman Bani Umayyah yaitu:
a.
Menyelengarakan
pendidikan agama dan umum secara
seimbang
b.
Melakukan
penataan kelembagaan dan aspek-aspek pendidikan Islam
c.
Memberikan
pelayanan pendidikan pada seluruh wilayah Islam secara adil dan merata
d.
Menjadikan
pendidikan sebagai penompang utama kemajuan wilayah Islam
e.
Memberdayakan
masarakat agar dapat memecahkan masalahnya sesuai dengan kemampuannya sendiri.
Tujuan pendidikan
adalah menghasilkan sumber daya manusia yang unggul secara seimbang dalam ilmu
agama dan umum serta mampu menerapkannya
bagi kemajuan wilayah Islam. Sedangkan yang menjadi sasarannya adalah seluruh
umat atau warga yang terdapat di seluruh wilayah kekeuasaan Islam, sebagai
dasar bagi dirinya dalam membangun masa depan lebih baik.
Pada masa Dinasti Bani Umayyah telah dilakukan beberapa hal sebagai
berikut :
a.
Melakukan
pemisahan antara kekuasaan agama dan kekuasaan politik, sehingga terjadi
semacam dikotom. Hal ini sejalan dengan watak dan sifat pemerintah yang
cenderung bersifat monarki yang
terkadang lepas dari kontrol agama.
b.
Melakukan
pembagian kekuasaan ke dalam bentuk provinsi, seperti Irak, Palestina, Syria,
Kufah, Oman, Hijas, Karman dll.
c.
Membentuk
organisasi dan lembaga-lembaga pemerintahan dalam bentuk departemen ,
seperti dewan al-kharaj yang mengurusi
pajak, dewan rasail yang menangani pos, dewan musghilat yang menangani berbagai
kepentingan umum, dan dewan al-khatim yang menangani dokumen Negara.
d.
Membentuk
organisasi keuangan yang berpusat pada
Baitul Mal yang diperoleh dari pajak tanah, perorangan, dan non-muslim , serta
mencetak mata uang.
e.
Membentuk
organisasi ketentaraan yang umumnya orang-orang keturunan Arab
f.
Membentuk
lembaga sosial dan budaya
g.
Membentuk
lembanga kehakiman
h.
Membentuk
lembaga seni rupa, seperti seni ukir , seni pahat, dan kaligrafi
i.
Membentuk
bidang seni sastra dengan menggunakan bahasa Arab
j.
Membentuk
lembaga arsitektur , sebgaiman terlihat pada arsitektur kubah al-Sakhra di
Baitul Maqdis.
Dalam sejarah menyebutkn bahwa pada masa bani umayyah sangat
mendorong terhadap kemjuan dunia pendidikan . hal ini dilakukan agar para ilmuan, para ulam , para
seniman dapat mengembangkan keahlianya .
- Kurikulum masa Bnai Umayyah
Kurikulum pendidikan bani umayyah meliputi :
a.
Ilmu agama : Al-Quran , Hadis dan Fikih. Sejarah mencatat bahwa pada masa
Umar ibn Abd. al-Aziz , sudah melakukan proses pembukuan hadis .
b.
Ilmu sejaran
dan Geografi , ilmu yang
membaha tentang perjalanan hidup, kisah , dan riwayat .
c.
Ilmu
pengetahuna bidang bahasa, Ilmu yang
mempelajari tentang nahu, saraf, dll
d.
Filsafat, Ilmu yang pada umunya berasal dari bangsa asing, seperti ilmu
mantik, kimia, astronomi, ilmu hitung, serta ilmu kedokteran.
Kurikulum pelajaran ini
diatur secara lebih khusus pada setiap lembaga pendidikan.
- Kelembagaan
Lembaga-lembaga yang berada di zaman bani umayyah selain masjid,
kuttab dan rumah, juga di tambah dengan lembaga pendidikan sebagai berikut :
a.
Pendidikan di
Istana
Pendidikan istana
ialah pendidikan dengan pengajaran tingkat tinggi sebagaimana halaqah, masjid
dan madrasah. Pendidikan di istana bukan hanya mengajarkan ilmu pengetahuan
saja, tapi juaga mengajarkan tentang kecerdasan, jiwa, hati, dan raga anak
sebagai mana ungkapan Abdul Malik ibn Marwan. Guru di istana dinamakan
dengan Muaddib. Adapun rencana pelajaran di istana sebagai
berikut :
a)
Al-Quran (
kitabulah )
b)
Hadis-hadis
yang termulia
c)
Syair-syair
yang terhormat
d)
Riwayat hukum
a)
Menulis,
membaca, dll.
b.
Badiah
Lembaga pendidikan badiah ini muncul seiring dengan kebijakan
pemerintah bani umayyah untuk melakukan program Arabiasi yang digagas oleh Khalifah
Abdul Malik ibn Marwan. Badiah artinya dusun Badui di Padang Sahara yang di
dalam terdapat bahasa Arab yang masih fasih dan murni sesuai dengan kaidah bahasa Arab. Akibat dari Arabiasi , maka
muncullah ilmu qawaid dan ilmu lainya yang membahas bahasa Arab. Dengan adanya
badiah , maka bahasa arab dapat sampai ke Irak, Syria, Mesir, Maroko, Mesir,
Libia, Tunisia, Yaman, dll. Dengan ini banyak para penguasa mengirim anaknya
untuk belajar bahasa Arab ke Badiah, bahkan ada ulama yang bernama al-Khalil
ibn Ahmad (160 H atau 776 M) juga belajar di badiah.
c.
Perpustakaan
Al-Hakam ibn Nasir (350 H / 961 M ) mendirikan perpustakaan yang besar di Qurtubah (cordova).
Perpustakann tumbuh dan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan
serta kegiatan penelitian dan penulisan karya ilmiah. Perpustakan tidak hanya
sebagai tempat untuk menyimpan buku tapi juga sebagai kegiatan belajar
mengajar, membaca, memahami dan menganalisis buku-buku yang ada di
perpustakaan, dan terkadang pula digunakan sebagai penyalinan dan penerjemahan
buku.
d.
Al-Bimaristan
Al-Bimaristan adalah rumah sakit tempat berobat dan merawat orang
sakit serta sebagai tempat studi kedokteran. Di masa sekarang al-Bimaristan
dikenal dengan istilah teaching
hospital (rumah sakit pendidikan).
Cucu Muawiyah Khalid ibn Yazid sengat tertarik pada ilmu kimia
dan kedokteran. Ia menyediakan sejumlah harta dan memerintahkan
para sarjana Yunani yang di Mesir untuk menerjemahkan buku kimia dan kedokteran ke dalam bahas
Arab. Hal ini menjadi terjemahan pertama dalam sejarah Islam sehingga Al- Walid ibn Abdul Malik
memberikan perhatian terhadap Bimaristan.
- Pendidik
Pendidik adalah seseorang yang tugasnya selain mentranfer ilmu
pengetahuan dan nilai-nilai kepada perserta didik, juga menumbuhkan, membina,
dan mengembangkan bakat , mimat, dan segenap potensi yang dimiliki perseta
didik. Pendidikan pada zaman Bani Umayyah disesuaikan dengan tugas dan
fungsinya pada lembaga sebagai mana di sebutkan diatas. Pendidika di istana (atau
dikenal dengan nama Al-Muaddib) adalah orang-orang yang memiliki berbagai
keahlian, yakni pendidikan ilmu agama (Al-Quran, Hadis, dan Fikih) yang terdiri
atas para ulama , pendidik ilmu bahasa dan sastra yang terdiri dari para ahli
bahasa. Pendidik di badiah adalah para ahli bahasa dan sastra. Pendidik di
perpustakan adalah para penulis buku dan penerjemah, dan pendidik di
al-Bimaristan adalah para dokter dan tenaga medis .
- Sarana dan Prasarana
Sarana dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang secara langsung
mau pun tidak langsung digunakan untuk mendukung terlaksananya berbagai
kegiatan. Di dalam proses kegiatan pendidikan , sarana yang diperlukan antara
lain : perpustakaan, tempat
praktikum,meja, kursi, papan tulis, dll. Sedangkan prasarana antara lain
seperti lapangan olahraga, masjid, tempat istirahat,dll.
Pada zama bani umayyah
sarana dan prasarana terdapat pada berbagai lembaga pendidikan yang ada,
seperti pada pendidikan di istana, badiah, perpustakaan, dan al-bimaristan.
Sarana prasarana ini diduga mulai diadakan secara intensif pada Khalifah
al-Walid ibn Abd, al-Walid ibn Abd al-Malik. Masa pemerintahan Walid adalah
masa ketentraman, kemakmuran dan ketertiban.
- Pembiayaan
Pembiayaan pendidikan diartikan sebagai usaha menyediakan sumber
dana, sistem pengelolaan dan penggunaanya untuk berbagai kegiatan, termasuk
pendidikan. Pembiayaan diperlukan untuk membeli segala sesuatu hal yang sangat
dibutuhkan untuk pendidikan. Pendidikan pada masa Bani Umayyah, belum dijumpai
informasi sejarah yang pasti tentang biaya yang digunakan untuk menyelengarakan
pendidikan, namun dapat dipastikan , bahwa kegiatan pendidikan yang berlangsung di istana, badiah, perpustakaan,
al-bimaristan , di kuttab, dan masjid, jelas membutuhkan pembiayaan dan para
Khalifah Bani Umayyah sudah pasti mengeluarkan pembiayaan untuk pendidikan.
- Pengelolaan
Pengelolaan pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan
merencanakan (planning), mengorganisasikan (organizing), melaksanakan
(actuating), mengawasi (controlling), membina (supervising), dan menilai
(evaluating) hal-hal yang berkaitan dengan seluruh aspek pendidikan. Kegiatan
pendidikan yang ada di zaman Bani Umayyah sebagaimana tersebut , sudah pasti
memerlukan pengelolaan. Berdaarkan sejarah, bahwa pengelolaan kegiatan
pendidikan dilakukan secara desentralisasi, yakni pemerintah menyerahkan
pengelolaan pendidikan kepada kebijakan masing-masing gubenur di Provinsi.
- Lulusan
Para lulusan pendidikan dapat diartikan mereka yang telah tamat
mengikuti pendidikan pada jenjang tertentu yang selanjutnya mendapat gelar yang
menunjukan keahliannya, dan memiliki otoritas / kepercayaan untuk mengajarkan
ilmu. Para lulusan pada zaman bani umayyah ini terdiri dari para tabi’in
,yang hidup dan berguru kepada sahabat
Nabi , atau generasi kedua setelah sahabat. Di antara para tabi’in tersebut
walau tidak berjumpa pada Nabi SAW, namun visi , misi dan tujuan tidak jauh
berbeda.Belum ada informasi berapa banyak lulusan pendidikan di zaman bani
umayyah dan hanya beberapa saja yang yang sering didengar dikalangan para
sarjana dan para pakar studi Isam : Thawus bin Kaisan (ahli ilmu ibadah atau
zahid ), al-Imam Abu Hanifah (ahli fikih ),Yahya bin Ma’in (ahli Hadis), Ahmad
bin Hambal (ahli Hadis dan Fikih), dll.
0 komentar :
Posting Komentar