Sabtu, 02 Mei 2015

TAFSIR SURAT AL-FATIHAH





SURAT AL-FATIHAH

  1. Pengertian surat Al-Faatihah
 Surat Al Faatihah (Pembukaan) yang diturunkan di Mekah dan terdiri dari 7 ayat. surat   yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap diantara surat-surat yang ada dalam Al Quran dan termasuk golongan surat Makkiyyah. Isi dari kandungan surat Al Faatihah meliputi Akidah, Aklaq, Ibadah dan sejarah.
  1. Nama-nama surat Al-fatihah
a.       Surat ini disebut Faatihatul Kitab (Pembukaan), karena dengan surat inilah dibuka dan dimulainya Al Quran.
b.      Dinamakan Ummul Quran (induk Al Quran) karena dia merupakan induk dari semua isi Al Quran, dan karena itu diwajibkan membacanya pada tiap-tiap sembahyang.
c.       Dinamakan dengan Ar-Ruqyah (Bacaan untuk Ruqyah) karena surat al-Fatihah dibaca sebagai ruqyah untuk mengobati orang sakit.
d.       Dinamakan As-Syaafiyah (Yang Mengobati) karena surat al-Fatihah dapat mengobati berbagai penyakit atas izin Allah Subhaanahu wata'ala. Ia dapat mengobati hati maupun badan. Ia mengobati hati yang dijangkiti perasaan syak wasangka dan was-was, dan mengobati badan dari rasa sakit sebagaimana yang terjadi pada orang yang disengat binatang berbisa.
e.       Dinamakan pula As Sab'ul matsaany (tujuh yang berulang-ulang) karena ayatnya tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam sembahyang.
  1. Keistimawaan surat Al-Faatihah
Surat Al-Faatihah memiliki satu keistimewaan yaitu satu-satunya surat yang harus dan wajib di baca saat seseorang melakukan ibadah shalat. Nabi Muhammad SAW bersabdah bahwa shalat seseorang muslim tidak sah jika tidak membaca surat Al-Faatihah.

TAFSIR AYAT AL-FAATIHAH
  1. Ayat  Pertama
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 “Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”
Bacaan Basmalah, yaitu kata “memulai”. Sehingga Bismillah berarti  “ saya atau kami  memulai apa yang kami kerjakan ini- dalam konteks surat ini adalah membaca ayat-ayat Al-Qur’a- dengan nama Allah”. Dengan demikian, kalimat tersebut menjadi semacam doa atau pernyataan dari pengucap bahwa ia memulai pekerjaanya atas nama Allah. Dapat ditegaskan disini bahwa apabila seseorang memulai pekerjaanya dengan nama Allah atau atas nama Allah, maka pekerjaan tersebut akan menjadi baik,indah dan benar, atau paling tidak akan terhindar pelakunya dari godaan nafsu, atau dorongan ambisi dan kepentingan peribadi.
  1. Ayat ke-dua
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“segala puji hanya bagi Allah pemelihara seluruh alam”.
Hamd atau pujian adalah ucapan yang ditujukan kepada yang dipuji atau sikap atau perbuatannya  yang baik walai ia tidak member sesuatu kepada si pemuji. Ada tiga unsur dalam perbuatan yang harus dipenuhi oleh yang dipuji sehingga dia wajar mendapat pujian : (1) Indah (baik), (2) Dilakukan secara sadar, dan (3) Tidak terpaksa/dipaksa. Allah dipuji karena nama-nama yang baik (Asmaul Husna), Perbuatannya, Ciptaanya, dan bersyukur. Memuji lebih luas maknanya dari pada bersyukur, karena bersyukur kaitannya terbatas pada kebaikan Allah yang kita rasakan. Sedangkan kita memuji Allah karena perbuatan baik-Nya, dan juga karena keagungan nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Jadi kandungan pujian lebih umum dari syukur, dan inilah perbedaan antara keduanya.
Huruf ال pada الحمد لله  “ al-hamduli-llah”, mengandung makna keseluruhan, artinya seluruh pujian adalah milik Allah Subhaanahu wata'ala. Dialah yang berhak memiliki dan mendapatkannya. Dengan al-hamdulil-llah, si pengucap menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang bersumber dari Allah adalah terpuji, walau perbuatan itu tidak sejalan dengan kepentingan si pengucap atau dia duga merugikannya. Dugaan merugikan atau penilaian negatif itu pada hakikatnya lahir dari keterbatasan pandangan manusia.
“ Rabbul ‘alamin” merupakan keterangan lebih lanjut tentang layaknya segala puji hanya tertuju kepada Allah swt. Dengan menegaskan bahwa Allah adalah Rabbul’alamin, ayat ini menenangkan manusia bahwa segalanya telah dipersiapkan Allah, tidak ada satu kebutuhan makhluk dalam rangka mencapai tujuan hidupnya yang tidak disediakan Allah, karena dia adalah pendidik dan pemelihara seluruh alam. Allah mendidik manusia melalui pelantara Nabi dan Rasul dengan kitab suci Al-Qur’an, kemudian diteruskan lagi oleh para ulama, dan dilanjutkan oleh ustad, murobi, mualimin, mudais.
  1. Ayat ke-tiga
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
“Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”
“Ar-Rahman”  adalah salah satu nama Allah yang mengandung sifat rahmat (kasih saying), sedangkan “Ar-Rahim” mirip dengan Ar-Rahman, keduanya termasuk Asmaul Husna yang terkandung mempunyai sifat kasih sayang. Perbedaan dari Ar-Rahman dan Ar-Rahim adalah  Ar-Rahman kasih sayangnya untuk seluruh makluk-Nya sedangkan Ar-Rahim kasih sayangnya khusus bagi orang-orang beriman. Manusia itu juga harus mempunyai karakter kasih sayang kepada sesama manusia, yaitu harus memiliki keakraban sesama manusia, mau berkoban untuk melayani sesama manusia, mendoakan, jangan merendahkan martabatnya, dan memberi pujian atau motivasi.
  1. Ayat ke-empat
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
“ Yang merajai hari Pembalasan” 
Malik berarti “Raja” yang menguasai dan menangani perintah dan larangan, anugrah dan pencabutan, dan karena itu biasanya kerajaan terarah kepada manusia dan tidak kepada barang yang sifatnya tidak dapat menerima perintah dan larangan , kata Malik mengandung arti penguasaan terhadap sesuatu disebabkan oleh kekuatan pengendalian dan keshahihannya.
“Maliki yaumid din”, yaum bisa diterjemahkan dengan hari, sedangkan Al-Qur’an menggunakan kata yaum dalam arti waktu atau periode yang terkadang sangat panjang menurut ukuran kita.
Kata ad-din dalam ayat ini diartikan sebagai pembalasan atau perhitungan atau ketaatan, karena pada hari itu terjadi perhitungan dan pembalasan Allah, dan juga karena ketika itu semua makhluk tanpa kecuali menampakn ketaatannya kepada Allah. Hari pembalasam di mulai dari kubur sampai dengan saat seseorang kekal disurga atau dineraka, sedangkan balasan langsung saat atau sesudah manusia melakukan sesuatu. Perspektif orang yang berbuat dosa yaitu musibah yang bisa berarti azab atau cobaan atau ujian, semua itu karena akibat dari ulah manusia.
Karakteristik balasan di dunia dan di akhirat
Di Dunia
Di Akhirat
v  Bisa salah sasaran (orang yang jahat dianggap pahlawan, orang yang baik dianggap pecundang)
v  Pasti tepat pada sasaran
v  Siksa atau nikmat bersifat kolektif (yang melakukan seseorang tapi yang menikmati bayak orang)
v  Balasan bersifat individual ( yang bersalah dihukum yang tidak enggak dihukum)


  1. Ayat ke-lima
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“ Hanya kepada-Mu kami mengabdi/menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan”
Kata “iyyaka na’budu” yang berarti hanya kepada-Mu kami beribadah, tidak ada seseorang pun yang berhak diibadahi atau di sembah kecuali Allah. Iyyaka berarti (kepadamu) dan na’budu berarti (kami beribadah).
Kata “wa iyyaka nasta’in” yang berarti  dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan. Sebagai makluk Allah kita memohon pertolongan kepada Allah , karena meminta pertolongan termasuk dari ibadah. Semua itu bernilai ibadah jika ada beberapa indikator seperti ikhlas dan niat mencari Ridho Allah, professional dalam berkerja, dan Pemanfaatan hasil di jalan-Nya.
  1. Ayat  ke- enam
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
Tunjukilah kami jalan yang lurus!"
 Kata اهدِنَا (Ihdinaa) berarti memohon hidayah. Hidayah adalah petunjuk dan pengarahan, artinya tunjukilah kami dan arahkanlah kami. kita meminta agar ditunjukkan dan dijelaskan kepada kita jalan kebenaran, serta diberi taufiq agar dapat menerimanya dan tetap berada di atas jalan kebenaran itu.
Kata "الصراط " (as-shirath) Adapun yang dimaksud dengan shirath disini adalah : Islam, Al-Quran dan Rasulullah SAW . Masing-masing dinamakan jalan, karena semuanya menyampaikan kita kepada Allah SWT
 Kata "المستقيم " (al-mustaqim) artinya yang tidak ada kebengkokan dan kesamaran padanya, alias lurus dan jelas, sehingga orang yang melewatinya tidak akan tersesat. Berbeda dengan jalan-jalan yang penuh belokan dan cabang-cabang, sebab orang yang melewatinya akan tersesat.
  1. Ayat ke-tujuh
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ
 "Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, Bukan (jalan) mereka yang dimurkai Dan bukan mereka yang sesat "
 Di  dalam ayat ini terdapat bentuk manusia, yaitu orang-orang yang telah engkau anugrahkan nikmat kepada mereka, mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat.
v  Orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang Telah kami beri petunjuk dan Telah kami pilih. apabila dibacakan ayat-ayat Allah yang Maha Pemurah kepada mereka, Maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.”
Nabi® mereka yang dipilih Allah untuk memperoleh bimbingan sekaligus ditugasi untuk menuntun manusia menuju kebenaran ilahi, mereka orang yang terpelihara identitasnya mereka, sehingga tidak melakukan dosa atau pelanggaran.
syuhada® mereka yang bersaksi atas kebenaran dan kebajikan melalui ucapan dan tindakan mereka, walau harus mengorbankan nyawanya sekalipun , dan mereka yang disaksikan kebenaran dan kebajikannya oleh Allah , para Malaikat dan lingkungan mereka.
shiddiqin® orang-orang dengan pengertian apapun selalu benar dan jujur, mereka tidak ternodai oleh kebatilan tidak pula mengambil sikap yang bertentanggan dengan kebenaran.
shalih® mereka yang tangguh dalam kebajikan  dan selalu berusaha mewujudkannya, kalaupun sesekali ia melakukan pelanggaran , maka itu adalah pelanggaran kecil dan tidak berarti jika dibandingkan dengan kebajikan-kebajikan mereka.

v  Orang-orang yang di murkai oleh Allah,Orang-orang musrik atau penyembah berhala, orang-orang munafik yang mengaku sebagai pengikut Nabi Muhammad SAW, dan orang-orang muslim yang melakukan pelanggaran.
Yahudi® Mempersekutukan Allah, mereka mengiginkan tanda-tanda Ilahi, melakukan pelanggaran dalam perolehan rizeki seperti suap, menyalahgunakan kekuasaan.
Narsani® Mereka mempunyai 3 Tuhan
Marjusi® Mereka itu menyembah makluk Allah, seperti api,batu, patung dan lain-lain.


































0 komentar :

Posting Komentar